Monday, May 23, 2016
Kisah-Kisah
KISAH JIN IFRIT DAN ASHIF BIN BARKHAYA PADA MASA NABI SULAIMAN A.S.
KISAH
JIN IFRIT DAN ASHIF BIN BARKHAYA
PADA
MASA NABI SULAIMAN A.s.
Al-Qur’an pernah menceritakan kepada kita bahwa ada manusia yang
memiliki kekuatan spiritual dengan mampu
mengalahkan kekuatan fisik yang dimiliki oleh Jin. Orang tersebut pernah hidup
pada zaman Nabi Sulaiman a.s., hamba Allah tersebut bernama Ashif bin Barkhaya.
Kisah tentang kehebatan Ashif bermula pada suatu hari Nabi
Sulaiman mencari seekor burung bernama Hud-Hud, sebab burung tersebut tak ada
di tempat biasa dia berada beserta burung-burung yang lainnya.
Nabi
Sulaiman terus mencari burung tersebut namun tak kunjung ketemu, Nabi Sulaiman
pun menjadi geram. “Sungguh aku akan
menghukumnya dengan hukuman yang
berat atau bahkan akan menyembelihnya, jika dia tidak datang dengan membawa suatu alasan yang tepat”,
demikian kata Sulaiman.
Lama terus menunggu burung Hud-Hud, tak lama kemuadian burung
itupun datang dengan membawa suatu kabar yang penting. Burung tersebut
menghampiri Sulaiman sembari berkata, “Sungguh
aku mengetahui satu hal yang belum anda ketahui
Tuan! Di Negeri Saba’ sana ada sebuah kerajaan besar yang dipimpin oleh seorang
wanita. Di sana aku melihat betapa kenikmatan Allah telah disalah gunakan dengan kesesatan dimana mereka menyembah
matahari, setan-setan merasuki kepribadian mereka. Hingga apa yang mereka
perbuat sangat jauh dari jalan Allah”.
Wanita yang dimaksud oleh burung Hud-Hud tersebut adalah Ratu
Bilqis. Seorang ratu yang memerintah sebuah kerajaan bernama negeri Saba’, ratu
ini beserta seluruh penduduknya menyembah matahari dan musyrik kepada Allah.
Mendengar
kabar dari burung Hud-Hud, sejenak Nabi Sulaiman terdiam antara percaya dan
ragu akan sebuah kabar yang dibawa oleh seekor burung tersebut (yang sekarang
sudah tidak ada lagi keturunannya itu).
“Aku tak bisa mempercayai begitu saja kabar
yang kau bawa. Untuk itu, pergilah kau sekarang ke negeri itu dan berikanlah
sepucuk surat ini padanya, kemudian perhatikan
apa reaksi mereka”, kata Sulaiman kepada Hud-Hud.
Dan Hud-Hud pun pergi membawa surat dari Nabi Sulaiman ke negeri
Sabaiyah dan menyampaikannya kepada Ratu Bilqis. Sesampainya disana, Hud-Hud
langsung memberikannya kepada ratu Saba’ itu.
Sesaat ratu
Bilqis langsung membacanya, “Ini adalah
sepucuk surat dari Sulaiman. Dia
meminta agar kita takluk dan berlutut kepadanya!”, kata ratu Bilqis kepada
para menterinya. Dia merasa bingung sembari meminta saran, kebijakan apa yang
harus dia ambil menanggapi surat Nabi Sulaiman tersebut. “Tolong berikanlah masukan, saran dan pendapat apa yang harus aku
lakukan dengan isi surat ini!”.
Sesaat
suasana menjadi hening, dan seseorang pembesar kerajaan mencoba memberikan
saran, “Kita adalah sebuah negeri yang
mempunyai kekuatan besar dan punya keberanian dalam hal perang.
Untuk itu, hamba sarankan kepada paduka ratu untuk
mempertimbangkan lagi jika ingin takluk kepada mereka. Tapi bagaimana pun,
semua keputusan akhir ada di tangan paduka!”.
Sejenak ratu Bilqis terdiam, pandangannya menerawang jauh ke
angkasa. “Aku tak ingin berperang, tidak!
Karena sesungguhnya jika seorang raja telah memasuki suatu negeri, mereka akan
membinasakan negeri tersebut, mereka akan menjadikan orang-orang yang mulia
menjadi hina!”.
Para
pembesar kerajaan terdiam dan tertunduk, tak ada satupun dari mereka yang mencoba
memberi masukan lagi.
Kemudian sang ratu berkata, “Begini
saja. Aku akan mengirimkan utusan untuk menghadap Sulaiman, aku akan memberinya
hadiah. Kita lihat saja nanti, bagaimana tanggapan raja itu!”.
Mendengar
ide sang ratu, akhirnya seluruh pembesar kerajaan setuju dan berangkatlah
beberapa utusan dengan membawa beberapa hadiah sekaligus harapan semoga
Sulaiman akan senang menerimanya. Namun semuanya tak berjalan sesuai harapan.
Karena saat utusan tersebut memberikan hadiah kepada Sulaiman, Nabi Sulaiman
menolak pemberian dari Ratu Saba’ tersebut dan bahkan Nabi Sulaiman berbalik
mengancam.
“Apakah
patut bagi kalian memberi hadiah kepadaku, padahal Allah telah menganugerahkan
kenikmatan-Nya yang sangat besar kepadaku!. Kembalilah dan katakan kepada ratu
kalian, bahwa aku akan datang kesana dengan membawa sejumlah bala tentara yang
kalian takkan sanggup melawannya.
Bahkan aku akan mengusir kalian dari negeri
Saba’ sebagai orang-orang yang hina, jika memang kalian menolak berserah diri
sebagai seorang yang beriman kepada Allah”, demikian ancaman Sulaiman.
Dengan raut wajah penuh kecewa, para utusan dari negeri Saba’ pun
kembali ke kerajaannya. Dan bersamaan kembali utusan-utusan dari Saba’ itu,
diam-diam Sulaiman merencanakan sesuatu. Dihadapan para pembesar kerajaan
beliau berkata, “Wahai para pembesar,
siapakah di antara kalian yang sanggup membawa singgasana ratu Bilqis ke sini
sebelum dia datang kepadaku sebagai orang yang berserah diri?”, tanya Nabi
Sulaiman.
Bukan main,
sungguh suatu rencana yang tak tak masuk akal. Jangankan memindahkannya,
menggeser pun rasanya tak akan mungkin. Kesimpulannya, permintaan Nabi Sulaiman
tak masuk akal dan tidak bisa diterima secara logika, namun apakah yang tak
masuk akal mustahil terjadi di dunia? Lalu siapakah yang mempunyai kesanggupan
untuk memindahkan singgasana Ratu Bilqis dari negeri Saba’ ke kerajaan Sulaiman
yang jaraknya begitu sangat jauh?
Sekali lagi, bahwa tidak semua yang tak masuk akal itu tak bisa
terjadi di dunia. Atas permintaan Sulaiman, Ifrit, salah satu makhluk dari
bangsa jin menyampaikan kesanggupannya. “Aku
akan membawa singgasana itu kemari sebelum Anda berdiri dari tempat duduk.
Sungguh aku memiliki kekuatan untuk itu, percayalah!”. sahut Ifrit.
Pernyataan
tersebut diabadikan dalam Al-Qur’an, Surat An-Naml ayat 39.
“Aku akan datang kepadamu dengan membawa
singgasana itu kepadamu sebelum kamu berdiri dari tempat dudukmu. Sesungguhnya
aku benar-benar kuat untuk membawanya, akupun bisa dipercaya” (QS. An-Naml: 39)
Luar biasa! Kekuatan apakah yang digunakan oleh jin ifrit?.
Entahlah yang jelas, sebelum Sulaiman memberikan ijin kepada Ifrit berangkat
untuk memindahkan singgasana itu, tiba-tiba ada salah seorang yang menyatakan
kesanggupannya dan bahkan melebihi apa yang dijanjikan Ifrit kepada Nabi Sulaiman.
Siapakah
dia?. Al-Qur’an mengisahkan;
“Berkatalah seseorang yang mempunyai ilmu
dari Al-Kitab, “Aku akan membawa singgasana itu kepadamu sebelum matamu
berkedip”
(QS. An-Naml: 40)
“Saya akan membawa singgasana ratu Bilqis
kemari sebelum matamu berkedip!” sahut salah seorang tersebut. Subhanallah!.
Siapakah dia? Manusia macam apakah yang mempunyai kesanggupan seperti itu?.
Kekuatan macam apakah yang dia miliki hingga sanggup memboyong sebuah bangunan
singgasana dalam hanya sekejap mata?.
Dialah Ashif bin Barkhaya, seorang kaki tangan sekaligus salah
satu orang kepercayaan Nabi Sulaiman. Al-Qur’an menyebutnya sebagai seorang
yang mempunyai (rahasia) ilmu dari Al-Kitab (indahu ‘ilmun minal kitab). Para ahli tafsir menyatakan bahwa yang
dimaksud dengan Al-Kitab di sini adalah kitab Taurat dan Zabur.
Dia seorang
hamba yang shalih yang mempunyai kedekatan luar biasa dengan Allah, seakan-akan
tak ada lagi batas antara dia dengan-Nya. Saking dekatnya, Allah
menganugerahkan satu kekuatan dan kemampuan luar biasa yang tidak dimiliki
orang lain disekitarnya. Dialah manusia yang memiliki kekuatan akal sekaligus
kekuatan spiritual.
Begitulah, dan dalam sekejap mata sebelum Nabi Sulaiman matanya
berkedip saat itu juga singgasana ratu Bilqis telah berpindah tempat berada
dihadapan Nabi Sulaiman.
Peristiwa
tersebut sontak membuat mata setiap orang yang berada di sana menjadi
terbelalak takjub, heran dan tercengang, seolah-olah mereka tidak percaya akan
pemandangan yang tak masuk akal itu. Nabi Sulaiman sendiri saat melihat
keajaiban itu hanya bisa mengatakan; “Sungguh,
ini adalah karunia dari Allah untuk menguji apakah aku termasuk orang yang
bersyukur atau malah termasuk orang yang kufur terhadap nikmat-Nya”.
Bukan hanya Nabi Sulaiman, ratu Bilqis pun demikian. Dia merasa
terkejut sekaligus takjub yang luar biasa ketika melihat singgasananya berada
di tempat Nabi Sulaiman. Saat itu ratu Bilqis memenuhi panggilan Nabi Sulaiman
untuk detang ke kerajaannya.
Nabi Sulaiman bertanya kepadanya, “Seperti
inikah singgasanamu?”. Sambil mendekatinya dan meyakinkan hati ratu Bilqis berkata, “Sepertinya, ya!”.
Nabi
Sulaiman pun tersenyum melihat reaksi ratu dari negeri Saba’ tersebut.
Dan akhirnya
seorang ratu dari negeri Saba’ itu pun takluk dihadapan Nabi Sulaiman, ratu
Bilqis menyatakan diri untuk beriman kepada Allah bahkan bersedia dipersunting
oleh Nabi Sulaiman sebagai istri.
Itulah kisah tentang kemampuan dua makhluk ciptaan Allah yang
berbeda bangsa, Jin Ifrit dan Ashif bin Barkhaya telah diabadikan dalam
Al-Qur’an yang mana keabsahan ceritanya tak diragukan lagi.
Kisah
tersebut adalah kisah yang haq, bukan dongeng atau kisah-kisah fiktif lainnya.
Dimana kemampuan luar biasa yang dimiliki Ashif bukan sihir, magic ataupun
sulap yang bisa mengelabuhi kita.
Kemampuan
tersebut adalah sebuah anugerah dari Allah dalam bentuk karomah. Dan seperti
itulah jika manusia yang shalih yang telah berserah diri kepada Allah dengan
mendayagunakan kekuatan spritualnya, semuanya tak akan mampu menandinginya,
termasuk makhluk dari bangsa jin yang memiliki kekuatan yang luar biasa.
MasyaaAllah
ReplyDeleteAllahu akbar
ReplyDeleteKun fayakun
Allahu akbar, laa hawla wala quwwata illa billahil 'aliyyil 'azhiim...
ReplyDeletebermanfaat sekali kak infonya makasih
ReplyDeleteexcavator bekas murah