Info

KISAH ACHILLES


ACHILLES
KSATRIA DARI YUNANI


Entah berapa kali saya menonton film Troy yang dibintangi oleh salah satu aktor Hollywood paling kece yaitu Brad Pitt. Tak pernah bosan untuk mengikuti tiap kisah yang melatar belakangi film tersebut. Disini Brad Pitt berperan sebagai Achilles, seorang ksatria setengah dewa dari Yunani.
Dari film ini juga saya mulai tergerak dengan sosok Achilles yang menurut saya agak unik dan menarik untuk diulas.
Okelah, tanpa perlu panjang lebar lagi saya langsung saja menjabarkan kisah tentang siapa Achilles, Ksatria dari Yunani.

Achilles (bahasa yunani : Ἀχιλλεύς) adalah salah satu tokoh dari mitologi Yunani, dia adalah seorang Pejuang, Ksatria sekaligus Pahlawan Yunani dalam Perang Troya yang dikabarkan memiliki paras paling rupawan.
Menurut legenda dari sebuah sajak karya Statius pada abad pertama, Achilles memiliki kesitimewaan dari teman-teman sebayanya yakni kebal dari apapun kecuali tumitnya. Inilah salah satu kelemahan Achilles dan yang akhirnya juga membuat ia mati karena tumitnya terluka. Dalam hal ini juga muncul sebuah istilah “Tumit Achilles”, yang bermakna dengan menunjukkan suatu kelemahan seseorang.
Kembali pada sosok Achilles yang memiliki keistimewaan yakni kekebalan karena memang dia adalah keturunan Dewa, Achilles (Άχιλλεύς) adalah putra dari Peleus dan Thetis , yang seorang Nereid (anak dari Nereus dan Doris). Saat dilahirkan, Achilles diberi nama Ligyron.
Saat masih bayi, Thetis mencoba dan berusaha untuk menghilangkan sifat ketidakabadian Achilles yang didapat dari ayahnya Peleus (manusia) dan menjadikannya immortal atau abadi.
Dengan cara melumuri Ambrosia, Thetis-pun melumuri tubuh anaknya secara keseluruhan. Kemudian membaringkannya di atas tungku api dan membakar bagian-bagian tubuhnya yang fana agar kebal dari senjata-senjata pada umumnya.
Namun usaha istrinya kepergok sang suami, Peleus. Ketika melihat istrinya membaringkan Ligyron/Achilles di atas api yang menyala-nyala.
Peleus-pun berteriak mencari dan memanggil bantuan guna menghalangi niat sang istri, namun usahanya terlambat. Achilles telah terlanjur menjadi seorang yang abadi/immortal, kecuali bagian tumitnya.
Itulah sebabnya muncul istilah “Tumit Achilles”, sebagai makna suatu kelemahan seseorang.
Ada juga versi lain menceritakan bahwa Achilles direndam di sungai Styx oleh ibunya dengan memegang bagian kakinya. Atas alasan itulah tumit Achilles menjadi kelemahan utamanya, karena tumitnya terhalang tangan ibunya.
Beranjak remaja dan tumbuh besar, Achilles muda mulai dilatih Ayahnya dan Chiron, seorang Centaur. Dan berkat Chiron jugalah namanya dirubah dari Ligyron menjadi seperti yang kita kenal saat ini, Achilles.
Dia mulai diajari cara berburu dan cara berperang, dengan begitu mudahnya ia melahap semua materi yang diajarkan. Achilles memang seseorang yang cerdas, itu karena Chiron mengajari berbagai ilmu pengetahuan yang berguna.
Dan tak lupa, seiring kecerdasannya Achilles juga digembleng secara fisik. Ia dibekali keberanian dan kekuatan yang tak terkalahkan layaknya Singa dan Harimau.


Suatu ketika, para pemimpin Yunani berkumpul guna membahas tentang suatu hal yang penting. Mereka sedang berunding untuk melakukan sebuah penyerangan ke Kerajaan Troya.
Thetis yang mendengar akan hal tersebut mencoba untuk menenangkan dirinya, karena Thetis mengetahui sebuah ramalan bahwa Achilles memiliki 2 takdir. Kemungkinan takdir yang pertama adalah Achilles bisa hidup dengan damai dan lama, namun tanpa kemuliaan. Sedangkan takdir yang kedua adalah dia akan dikenang sebagai salah satu pahlawan terbesar Yunani, tapi dia akan mati muda.
Suatu hari saat ia masih kecil, sang Ibu pernah bertanya kepadanya: “Wahai anakku, Ibu memiliki dua pertanyaan yang hendak kau pilih. Dan 2 pertanyaan tersebut adalah bagian dari takdirmu suatu hari nanti.” Mana yang kau pilih, antara hidup lama nan damai namun tak dikenal atau hidup dengan singkat tapi namamu akan selalu dikenang dan termasyhur?”.
Dan Achilles memilih takdir yang kedua, sang Ibu hanya terdiam.
Ibunya yang memang telah mengetahui bahwa Troya tidak mudah dikalahkan tanpa bantuan anaknya, dan ibunya juga telah mengetahui bahwa anaknya akan menemui ajal di sana.
Sang Ibu berusaha mencegah Achilles untuk mengurungkan niatnya pergi ke Troya, dengan cara menyusupkan Achilles di Pengadilan Lycomedes di Pulau Scyrus. Achilles oleh Ibunya disamarkan menjadi seorang wanita. Saat para pemimpin Yunani akan hendak melakukan pengepungan kota Troya, para pemimpin Yunani meminta sebuah nasihat kepada Calchas, si ahli sihir.
Calchas pun memberi nasihatnya, bahwa Troya takkan bisa ditaklukkan tanpa bantuan Achilles. Kemudian Calchas memberitahukan tempat persembunyian Achilles yakni di Scyrus.
Mendengar hal tersebut, Raja Odysseus datang ke Scyrus menyamar sebagai pedagang dengan menawarkan permata dan senjata kepada para putri di sana.
Dari sekian banyak putri, ada satu putri yang menarik perhatian Odysseus yakni Pyrrha. Ya, Pyrrha adalah nama samaran Achilles dalam penyamarannya. Dari situlah kedok Achilles terbongkar, bukan permata yang ia lihat tapi ia melihat-lihat senjata.
Melihat hal tersebut, Odysseus langsung menawarkan Achilles untuk ikut berperang ke Troya. Kabar tersebut terdengar oleh ibunya, kemudian sang Ibu memberikan pakaian tempur buatan Hephaistos (Vulcanus).
Tak hanya itu, Achilles diberi baju besi immortal milik ayahnya dan juga sebuah tombak dari Chiron, yang terbuat dari pohon dari Gunung Pelion. Selain itu juga, Achilles diberi 2 ekor Kuda immortal yang bernama Xanthus dan Batus.
Achilles langsung menunjukkan auranya sebagai pahlawan Yunani terbesar, paling kuat, paling gesit, paling berani, paling ditakuti musuh dan tentunya memiliki paras paling rupawan.
Dia dipercaya memimpin pasukan Myrmidon, prajurit elit Yunani. Dengan 50 kapal lainnya yang berasal dari Alus, Trachis, Alope dan Phthia, mulai berangkat menuju Troya. Namun sebelum berangkat, Achilles mendapat nasihat dari ibunya untuk tidak membunuh Tenes, putra Apollo, Raja Tenedos. Dan jika ia melanggar, Apollo takkan tinggal diam dan pasti menuntut balas.
Namun peringatan dari sang Ibu tak diindahkan Achilles, sesampainya di Tenedos ia membunuh banyak sekali pemimpin Troya dan sekutu-sekutunya. Tapi yang paling mengundang perhatian adalah ketika ia membunuh Cycnus, anak Poseidon.
Suatu malam, Achilles terlibat perdebatan dengan komandannya, Agamemnon, hingga akhirnya ia memilih keluar dan mundur dari pertempuran. Sadar akan kehadiran Achilles akan membawa kemenangan bagi Yunani, Agamemnon mengirim Nestor, Odysseus dan Ajax untuk membujuk Achilles kembali berperang bersamanya.
Merasa sakit hati dan memiliki harga diri, Achilles bersikeras menolak bujukan ketiga orang suruhan Agamemnon.
Keesokan harinya, Agamemnon tetap berperang tanpa Achilles. Sang sahabat, Patroclus pun ikut berperang. Tapi sayang, dia terbunuh dalam medan perang. Ia dibunuh oleh jawara Troya, Hector.
Betapa terkejutnya Achilles mendengar kabar tersebut, yang akhirnya ia menuntut balas atas kematian sahabatnya. Ia menantang Hector dalam duel satu lawan satu di depan gerbang Troya. Hector pun berhasil ia bunuh, ia menyeret mayat Hector dengan kereta Kudanya dan hendak memberikan mayatnya sebagai makanan anjing. Mendengar hal tersebut, Priam sang Raja Troya menghinakan dirinya sendiri demi mendapatkan mayat anaknya agar dimakamkan layaknya seorang Ksatria. Melihat ketulusan cinta sang Ayah terhadap anaknya, akhirnya Achilles memberikan mayat Hector kepada Priam. Sekaligus menandakan gencatan senjata antar kedua kubu tersebut.


Beberapa hari kemudian, pasukan Yunani membuat sebuah siasat untuk mengelabuhi pasukan Troya. Sebagian pasukan yang telah tewas sengaja ditinggalkan di pantai Troya dengan keadaan terjangkit sebuah wabah. Pasukan Troya mengira pasukan Yunani pergi karena takut wabah tersebut menjangkit seluruh pasukannya.
Dan salah satu hal yang menarik perhatian pasukan Troya adalah adanya patung Kuda raksasa yang terbuat dari kayu di sekitar mayat-mayat tersebut. Pasukan Troya mengira ini adalah sesembahan untuk Dewa. Tanpa merasa curiga, pasukan Troya mengangkutnya memasuki kota. Semua rakyat Troya menyambutnya penuh suka cita, pesta pun digelar seharian penuh. Namun, rakyat Troya tidak menyadari apa yang akan terjadi selanjutnya, yaitu awal kehancuran Troya.



Tanpa diketahui sebelumnya, bahwa di dalam Patung Kuda tersebut telah bersembunyi para pasukan Yunani termasuk Achilles yang siap mengambil alih kota. Malam hari menjelang, saat semua terlelap dari buaian pesta pora di siang harinya membuat semuanya terlena. Pasukan Yunani yang bersembunyi di dalam patung kuda tersebut akhirnya keluar, membuka gerbang Troya untuk memberikan jalan bagi pasukan Yunani lain yang menunggu di luar untuk memasuki kota Troya.
Akhirnya, pasukan Yunani menyerbu dan meluluh lantahkan kota Troya. Dalam sekejap Troya telah dalam genggaman pasukan Yunani, kekacauan terjadi dimana-mana. Suasana malam itu benar-benar mencekam bagi bangsa troya, karena dalam sekejap mata kota mereka telah menjadi lautan api.



Achilles yang juga berhasil memasuki kota bertarung sengit dengan Memnon, dan ia pun berhasil membunuhnya. Namun takdir yang dulu telah dipilih Achilles benar-benar terjadi. Diwaktu yang sama Pangeran Paris, adik Hector yang dibunuh Achilles berniat membalaskan dendamnya.
Saat itu Achilles sedang mengejar Tentara Troya yang mundur ke gerbang kota, Pangeran Paris, adik Hector yang dibunuh Achilles berniat membalaskan dendamnya. Paris melepaskan anak panahnya kepada Achilles, Dewa Apollo membantu Paris dengan mengarahkan anak panahnya ke salah satu tumit Achilles.
Achilles pun terjatuh tak berdaya. Dan akhirnya ia pun tewas.
Melihat hal tersebut, Ajax (sepupunya), berhasil membawa jasad Achilles keluar dari kota Troya. Saat pemakaman Achilles, baju besi miliknya menjadi rebutan 2 rekan sesama prajurit Yunani yakni Ajax dan Odysseus. Mereka berdua mengaku sebagai pejuang paling berani setelah Achilles. Dalam sebuah pertarungan, Ajax pun tewas di tangan Odysseus.
Akhirnya, kota Troya berhasil ditaklukkan dengan sebuah taktik bernama Kuda Troya.




Demikian kisah tentang legenda perang Troya, perang yang sarat akan kepentingan, taktik dan siasat. Semoga kita bisa mengambil hikmah dan pelajaran dari kisah diatas. Sekian tulisan dari saya, jika ada salah penulisan dalam artikel saya ini mohon dimaafkan. Terimakasih telah berkunjung. Wassalam.....

0 Response to "KISAH ACHILLES"

Post a Comment