Tuesday, November 17, 2015
Moto GP
PROFIL MARC MARQUEZ
MARC MARQUEZ
Nama: Marc Marquez Alenta
Kebangsaan: SPANYOL
Lahir: Cervera,Lleida, (Catalunya-Spanyol), 17 Februari 1993
Tim saat ini: Repsol Honda Team
No. Motor: 93
Prestasi: moto3 (2010), moto2 (2012), motoGP (2013, 2014)
Berbicara tentang Marc
Marquez, apa yang ada dalam benak anda? Rider muda potensial, agresif,
bertalenta, hebat, petarung sejati? Atau mungkin rider yang belakangan ini
mendadak melambung namanya karena santer dikabarkan melakukan konspirasi demi
menjegal sang idolanya VR46 merengkuh gelar juara dunia motoGP 2015? Sah-sah
saja anggapan itu dilontarkan kepada The Baby Alien dan rekan-rekan
Spaniard-nya, mengingat beberapa tahun belakangan ini motoGP selalu didominasi
oleh rider-rider Spanyol. Sedangkan, rider-rider Italia mulai kehilangan tempat
di motoGP, hanya VR46 yang masih menunjukkan eksistensinya di dunia balap
motoGP.
Terlepas dari semua
anggapan diatas, sosok Marc Marquez memang menjadi magnet tersendiri dalam
beberapa tahun terkahir berkat aksi-aksinya di lintasan balap yang membuat
orang kagum sambil geleng-geleng kepala, sepadan dengan julukannya “The Baby
Alien”. Selain itu sikap agresifnya dilintasan balap mengingatkan kita pada
sosok Valentino Rossi disaat muda.
Itu mungkin sekelumit tentang sosok Marc Marquez yang
digadang-gadang akan menjadi rider terhebat dimasa mendatang dan calon legenda
balap para raja motoGP, dimana dalam setiap seri ia selalu mendominasi dan
selalu menjadi kandidat kuat juara dunia motoGP disetiap musimnya.
Profil Marc Marquez
Marc Marquez Alenta, atau Marc Marquez adalah rider
berkebangsaan Spanyol. Dia dilahirkankan pada tanggal 17 Februari 1993 di
Cervera, Lleida salah satu kota di daerah otonomi Catalunya, Spanyol.
Ayahnya
bernama Julio Marquez dan Ibu bernama Rosser Alenta, selain itu ia memiliki
adik bernama Alex Marquez yang juga berprofesi sebagai pembalap di moto2.
Pada
usia 4 tahun, Marc kecil mulai bermain-main dengan motor. Bahkan karir
membalapnya ia mulai dari dunia Motocross, dari situlah semuanya berawal hingga
saat ini menjadi rider hebat di ajang berkelas dunia, motoGP.
Suatu hari menjelang
hari Natal, Marc kecil meminta sebuah hadiah motor mini sebagai hadiah
Natalnya. Motor tersebut memiliki 2 roda penyeimbang di bagian belakang (ban)
motornya, untuk menjaga keseimbangan motornya.
Dan sejak saat itulah,
Marc kecil mulai belajar mengendarai sebuah sepeda motor.
Menginjak
usia 5 tahun, bakat alami membalapnya mulai terlihat dan sang Ayah menyadari
akan hal itu. Ayahnya berinisiatif untuk melatih putranya setiap hari disebuah
lapangan terbuka dekat rumah mereka, dan dari sinilah talenta dan potensi
seorang Marc Marquez mulai ditempa.
Sadar akan potensi
yang dimiliki putranya, sang Ayah mulai menyertakan Marc dalam ajang-ajang
balap Motocross demi mengasah potensi dan talenta sang anak. Apalagi Marc
sangat menikmati menjadi crosser, selain fisik yang harus selalu prima dimana
setiap penampilannya dia bisa melatih mental karena dunia motocross lebih
menantang. Ia juga sangat menyukai balapan ini, karena ia tidak perlu susah
payah memikirkan hasil dan catatan Lap per Lap-nya.
Terbukti
pilihan seorang Marc Marquez tidak salah, dalam kurun waktu 3 tahun ia berhasil
menjuarai kompetisi Catalan Motocross 50cc di tahun 2001 setelah ditahun
sebelumnya ia hanya mampu menduduki posisi kedua dalam ajang tersebut.
Berkat prestasinya
yang mentereng di ajang motocross tak ayal membuat Marc ingin mencoba tantangan
baru dan sekaligus mencari pengalaman baru dalam ajang Conti Cup yakni sebuah
ajang balapan road racing. Di ajang tersebut, potensi Marc sebagai rider
jempolan mulai terlihat. Prestasi demi prestasi ia dapat dari ajang tersebut.
Seiring
berjalannya waktu, ia mulai banyak berkembang dan kemajuan dalam skillnya di ajang
balap road racing. Dari ajang itulah yang akhirnya membawanya ke ajang dunia
balap motoGP.
Marc memulainya di
kelas 125cc/moto3. Dan dia memulai debutnya pada tanggal 13 April 2008 di GP
Portugal 2008 di usianya yang baru 15 tahun 56 hari. Dari ajang inilah semuanya
dimulai.
Kejuaraan Dunia 125cc/moto3
Pada
tahun 2008, Marc Marquez memulai karir professionalnya di kejuaraan dunia
motoGP, ia memulainya dari kelas moto3/125cc dan bergabung di tim Repsol KTM.
Dan pada 13 April 2008, ia memulai debutnya di GP Portugal di Sirkuit Estoril
pada usianya yang baru menginjak 15 tahun 56 hari.
Dia membuat sebuah
rekor dengan mencatatkan dirinya sebagai rider
Spanyol termuda yang berhasil merebut pole
position di ajang motoGP. Selain itu, Marc mendapatkan podium pertamanya
pada tanggal 22 Juni 2008 di GP Inggris 8 tahun yang lalu di usianya yang baru
15 tahun 127 hari. Sayang, di tahun pertamanya mengikuti kejuaraan dunia motoGP
kelas 125cc dia harus puas berada di posisi ke-13 dalam klasemen akhir moto3.
Setahun
berselang yakni pada tahun 2009, bersama tim pabrikan KTM yaitu Red Bull KTM
Motorsport, dia meraih pole position
di usia 16 tahun 89 hari di GP Prancis. Di musim ini Marc mulai ada peningkatan
dalam penampilan dan posisinya di akhir musim moto3 2009, yaitu di posisi 8
dalam klasemen akhir pembalap.
Di
musim berikutnya di tahun 2010, di musim inilah titik balik karir Marc mulai mulai
cemerlang. Ia bergabung dengan tim milik Aki Ajo yakni Redbull Ajo Motorsport, Aki
Ajo memang terkenal dalam melahirkan rider-rider
hebat dengan instingnya dalam melihat bakat dan potensi yang dimiliki rider tersebut.
Keputusan Marc Marquez
untuk bergabung ke tim Redbull Ajo Motorsport dirasa tepat, di tim inilah
seorang Marc Marquez bertransformasi menjadi rider yang mulai diperhitungkan di kelas moto3.
Rekor demi rekor,
catatan demi catatan ia bukukan dalam ajang moto3. Dia meraih pole pertamanya
di GP Spanyol, namun sayang sebuah insiden menimpanya. Pada lap pertama di GP
Spanyol pipa knalpot motornya jatuh tepat dibawah ban belakangnya, yang
akhirnya menyebabkan Marc terjatuh dan mengalami kecelakaan hebat hingga
mencederai bahunya. Namun hal itu tidak menyurutkan ambisi Marc untuk meraih
kemenangan di kelas moto3.
Dan tepat, berkat
semangat dan ambisinya ini dia berhasil meraih kemenangan pertamanya di GP
Italia pada tanggal 6 Juni 2010. Tak sampai disitu, kemenangan demi kemenangan
diraihnya. Mulai dari GP Inggris, GP Belanda dan GP Catalunya (negeri
kelaharinnya) yang sekaligus menasbihkan dirinya sebagai rider termuda yang meraih kemenangan 4x berturut-turut.
Mungkin disinilah awal
sejarah mencatat bahwa seorang Marc Marquez memang telah ditakdirkan menjadi rider pemecah rekor. Saat GP Jerman 2010,
ia kembali menorehkan sebuah catatan manis sekaligus pemecah rekor. Di Sirkuit
Sachsenring ia meraih kemenangan kelimanya dan membawa Derbi(motornya)
menggapai kemenangan ke-100 di kejuaraan motoGP.
Tak hanya itu, Marc
Marquez adalah rider pertama yang meraih kemenangan 5x berturut-turut di kelas
125cc sekaligus memecahkan rekor sang idola Valentino Rossi di tahun 1997.
Seri demi seri ia
lalui dengan gemilang. Empat kemenangan beruntun mulai dari GP jepang sampai GP
Portugal ia dapatkan, sehingga menempatkan dirinya sebagai pemimpin klasemen
moto3 berselisih 17 poin diatas Nico Terol. Saat GP Portugal seorang Marc yang
ambisius jatuh bangun untuk meraih yang terbaik dalam balapan tersebut.
Bagaimana tidak, saat
itu di GP Portugal di guyur hujan yang cukup deras yang akhirnya memaksa race
direction mengibarkan bendera merah. Sebelum bendera merah berkibar, posisi
Marc berada di posisi ke-2 dibawah Nicolas Terol.
Namun sebuah insiden
terjadi, saat kembali ke grid untuk
memulai balapan dan melakukan lap pemanasan Marc Marquez terjatuh dan
mengharuskannya kembali ke pit.
Dengan sedikit
perbaikan, Marc Marquez diharuskan memulai start
paling belakang karena tidak berhasil keluar dari pit lane 5 menit menjelang start
dimulai.
Meskipun start paling
buncit, Marc berusaha bangkit dan membuat penonton kagum dengan aksi-aksinya
meng-overtake satu demi satu rider
didepannya. Dan puncaknya adalah ketika dia berhasil memimpin balapan dan
memenangkan perlombaan. Sekaligus memecahkan rekor, dia kembali memecahkan
rekor milik sang legenda hidup sekaligus idolanya, Valentino Rossi di tahun
1997 dengan kemenangan kesepuluhnya di GP Portugal 2010.
Dengan demikian, Marc
Marquez semakin memperlebar jarak poin dari lawan-lawannya sebelum seri
terakhir di Valencia. Di seri terakhir GP Valencia ia finish di posisi ke-4, hal itu sudah cukup membawanya meraih gelar
juara dunia moto3 125cc dan menjadikannya juara dunia termuda kedua setelah
Loris Capirossi.
Kejuaraan Dunia Moto2
Pada
tahun 2011, Marc Marquez naik kelas dari moto3 ke moto2. Dia bergabung dengan
Monlau Competicion yang dikelola oleh manager pribadinya, Emilio Alzamora yakni
Team Catalunya Caixa Repsol sebagai pembalap tunggal.
Marc Marquez memulai
musim 2011 dengan sedikit catatan yang mengecewakan, sepasang kecelakaan di 2
GP pembuka yakni GP Qatar dan GP Spanyol membuat dia harus puas mengakhiri
balapan tanpa poin satupun.
Di
seri berikutnya, GP Portugal dia hanya mampu finish di posisi 21. Di seri tanah kelahirnnya, GP Catalunya,
Marquez berhasil finish di posisi 2
dibelakang Stefan Bradl dan berhak naik podium. Kemenangan yang dinanti
akhirnya datang juga, Marquez meraih kemenangan pertamanya di kelas moto2 di GP
Prancis.
Namun
kesialan kembali menimpa, ia kembali terjatuh di GP Inggris meski ia start terdepan dengan meraih pole position pertamanya di moto2. Dan
pada saat yang sama Stefan Bradl meraih kemenangan keempatnya, sedangkan Marc
menguntit dibelakangnya dengan perolehan poin 82.
Di seri berikutnya
yaitu GP Jepang, Marc Marquez kembali meraih pole position ketujuhnya namun hal
itu tak dibarengi dengan hasil balapan yang bagus. Dia takluk atas Andrea
Iannone setelah melewati balapan yang sengit. Sepertinya musim 2011 kurang
bersahabat dengannya, karena lagi-lagi Marquez mengalami insiden tabrakan
dengan Ratthapark Wilairot, rider
asal Thailand, sehingga membuat ia kena penalty
1 menit dari catatan waktu tercepatnya pada sesi kualifikasi.
Akan
tetapi, ia kembali menunjukkan kelasnya dengan meraih podium ketiga meski harus
kehilangan posisi pimpinan klasemen yang diserobot oleh Stefan Bradl. Dan yang
lebih menyakitkan lagi, Marc Marquez harus merelakan gelar juara dunia kelas
moto2 jatuh ke tangan Stefan Bradl karena dalam dua seri terakhirnya dia tidak
bisa mengikuti balapan akibat mengalami permasalahan dalam penglihatannya
setelah sebelumnya mengalami kecelakaan saat sesi latihan di Sepang, Malaysia.
Akhirnya ia pun harus
puas menduduki posisi ke-2 dalam klasemen akhir moto2 2011 dan memutuskan
bertahan satu musim lagi untuk menebus kesalahan-kesalahan sebelumnya.
Pada
moto2 musim 2012, Marc Marquez menatap musim baru dengan penuh semangat. Di
musim inilah skillnya semakin matang dan dia berhasil meraih gelar juara kelas
moto2 dengan cukup mudah.
Karena tak begitu
banyak perlawanan dari rider-rider
lain, Marc Marquez tampak mendominasi seri demi seri di musim 2012.
Yang pada akhirnya
membawa dia berhak naik kelas di musim berikutnya ke kelas para raja, motoGP.
Dan terpilih sebagai Rookie of the Year
di musim yang sama.
MotoGP
Pada
musim 2013, Marc Marquez naik kelas ke kelas motoGP(1000cc). Dia sepakat
bergabung dan menandatangani kontrak bersama tim pabrikan sekaliber Repsol
Honda Team selama dua tahun kedepan dengan opsi perpanjangan kontrak satu
tahun.
Dia
mengisi satu tempat dalam tim tersebut yang ditinggalkan oleh sang juara dunia
motoGP dua kali, Casey Stoner yang memutuskan pensiun dini di akhir musim
balapan 2012. Marc Marquez berada dalam satu tim dengan Dani Pedrosa, rekan
senegara sekaligus dari wilayah yang sama yakni Catalunya.
Bersama rekan
setimnya, ia bahu-membahu membawa Tim Repsol Honda menjadi yang terbaik gelaran
motoGP dengan tetap bersaing secara personal
di lintasan balap.
Banyak
pengamat beranggapan bahwa sepertinya motoGP telah kedatangan idola baru
setelah beberapa tahun terakhir didominasi oleh Jorge Lorenzo, Valentino Rossi,
Dani Pedrosa dan Casey Stoner. Dia mampu merangsek di jajaran rider top sekelas Rossi dan Lorenzo dan
menjadi salah satu rider paling
potensial di ajang motoGP 2012.
Hal ini dipertegas
dengan hasil yang menakjubkan dari seorang rider
muda pendatang baru di dunia balap motoGP yang menjadi pimpinan klasemen dan
bersaing ketat dengan rekan senegaranya dari tim Yamaha, Jorge Lorenzo.
Tak hanya hasil yang
menakjubkan di lintasan balap, rekor demi rekor-pun berhasil dia bukukan serta
ia pecahkan.
Dan
akhirnya pada musim 2013, sejarah motoGP mencatat rider termuda dan rookie
pertama yang menjuarai kelas motoGP setelah memecahkan rekor Kenny
Roberts(1978) setelah 35 tahun terakhir rekor ini bertahan dan akhirnya
dipecahkan oleh Marquez.
Dalam
gelaran motoGP di musim 2014, musim keduanya di kelas para raja ia semakin
matang dan skillnya semakin jempolan
namun tetap dengan gaya balapnya yang super agresif.
Hal ini mengundang
perhatian dari rider lain, termasuk
sang idola Valentino Rossi. Rossi menganggap Marquez harus mengurangi sifat
agresifnya di lintasan balap dan jangan terlalu ngotot, meski dia tidak
menampik kalau sifat agresif Marc Marquez di lintasan balap mengingatkannya
sewaktu ia masih muda. Akan tetapi Marquez tetaplah Marquez, agresif adalah
gaya balapnya dan itu sudah menjadi karakternya.
Pada musim keduanya di
motoGP, ia berhasil kembali menjuarai motoGP sekaligus mempertahankan gelar
juara dengan menyingkirkan kandidat kuat lain seperti Valentino Rossi, Jorge
Lorenzo dan rekan setimnya Dani Pedrosa dengan perolehan 312 poin.
Marc
Marquez menyongsong musim balap 2015 dengan sedikit masalah, masalah datang
dari tunggangannya yang memakai prototype
baru. Itu membuat ia harus kembali beradaptasi dengan kondisi motornya, Motor prototype 2015 update belum mampu mencetak waktu terbaik.
Dia merasa kurang improve dengan protype
motor barunya, dan itu berimbas pada catatan waktunya. Dia merasa kurang nyaman dengan kondisinnya saat ini dan bukan waktu
yang tepat untuk mengambil sebuah resiko. Dan dia berharap pihak Honda mengerti
karakter motor dan sasis yang ia sukai, karena ia merasa banyak kehilangan
waktu terbaiknya ketika ia memakai motor RC213V terbaru.
Dua hal yang tidak
disukai dari motor barunya adalah karakter dan sasisnya, tapi poin lainnya
adalah motor barunya lebih bertenaga dari sebelumnya.
Namun ia tetap kurang puas
dengan kondisi motornya yang baru, untuk bersaing di motoGP 2015.
Dan
hal itu benar-benar berimbas pada saat race
berlangsung, dia seperti kehilangan karakter balapnya. Sempat tercecer diantara
pembalap lain namun ia harus tetap komitmen dan memberi yang terbaik untuk tim.
Bagi dia ini musim
yang sulit, banyak perubahan terjadi dengan motornya dan itu sangat
menguntungkan pembalap dari tim rival.
Bagaimana tidak, musim
2015 seakan menjadi musim persaingan duo Yamaha Valentino Rossi dan Jorge
Lorenzo. Marquez sempat melakukan perlawanan di awal musim, namun lagi-lagi
nasib yang kurang baik menimpanya kembali.
Crash demi Crash ia dapatkan yang
akhirnya jarak poin dari dua kompetitornya semakin menjauh. Ia sempat frustrasi
karena kondisi berbanding terbalik dengan dua musim yang lalu.
Dia mencoba tetap
mengontrol dirinya sendiri, sembari memperbaiki hasil balapnya dengan kondisi
motor seadanya. Honda terus mencari solusi terbaik untuk ridernya demi tetap
bersaing di kancah motoGP.
Menjelang
akhir musim, penampilannya mulai membaik namun gap dengan duo rider
Yamaha semakin menjauh. Namun ia tetap membalap dengan gaya dan karakternya
yang agresif, yang sempat membuat Rossi khawatir.
Apa yang dipikirkan
Rossi pun terbukti, menjelang 3 seri terakhir Rossi merasa Marc Marquez
menciptakan sebuah konspirasi dengan rekan setimnya asal Spanyol yaitu Jorge
Lorenzo. Di GP Australia, Rossi merasa Marc “bermain-main “ dengan menantang
bahaya di Sirkuit Philip Islands. Dia seperti sengaja menghalang-halangi laju
Valentino Rossi dengan memilih berdesakan dengan rider lain demi menjegal sang
idola.
Dan
puncaknya, di GP Malaysia tingkat kesabaran Rossi mulai habis. Sepanjang
balapan Marc seakan sengaja mengajak Rossi berduel one on one di lintasan balap dan menghalangi laju Rossi yang ingin
mengejar Jorge Lorenzo demi mengamankan gelar juara dunianya di tahun 2015.
Rossi yang mulai gerah
dengan sikap Marquez, akhirnya dia pun melakukan sebuah tindakan (pelanggaran)
yang akhirnya menyudahi perlawanan Marc Marquez dengan cara menjatuhkannya.
Hal ini menyulut
berbagai reaksi dari seluruh penggemar motoGP di seluruh dunia. Ada yang
menyayangkan sikap Rossi, ada juga yang menghujat habis-habisan Marc Marquez.
Namun terlepas dari itu semua, race
direction dan pihak terkait di motoGP akhirnya menjatuhi Valentino Rossi
sebuah penalty dalam race terakhir di GP Valencia dengan
start paling belakang.
Dengan keputusan ini
praktis menutup peluang The Doctor
meraih gelar juara dunianya di musim 2015.
Setelah
insiden tersebut, hubungan keduanya memburuk. Dan Rossi menuduh bahwa motoGP
2015 sebuah konspirasi besar bahwa dengan menganggap hasil dari 3 seri terakhir
adalah settingan dari para rider
Spanyol dengan Spaniard Supremacy-nya.
Meski akhirnya di akhir
race di GP Valencia, Marquez gagal mengatasi Lorenzo tanpa perlawanan dan harus
puas dengan naik podium 2 disusul rekan setimnya Dani Pedrosa di posisi 3.
Dengan hasil itu, Marc
Marquez gagal mempertahankan gelar juaranya musim lalu dan harus merelakannya
kepada Jorge Lorenzo.
Terlepas dari
semuanya, Marc Marquez tetaplah Marc Marquez dengan gaya dan karakter
membalapnya yang sedikit “ugal-ugalan”. Dan jika melihat karakter dan gaya
balapnya, ia tidak sendirian. Sebelum Marc Marquez bergabung di motoGP, ada
mendiang Marco Simoncelli yang tak kalah agresif dan juga Valentino Rossi di
masa muda.
Tapi disitulah daya
tarik motoGP 2015, terlepas dari berbagai drama-drama yang terjadi selama satu
musim balapan cerita-cerita dibalik lintasan pun juga jadi penghias gelaran
motoGP tahun ini.
Jadi
tak perlu menyudutkan Marc Marquez dengan gaya balapnya atau menyalahkan
Valentino Rossi yang melakukan tindakan “konyol” sehingga ia kehilangan gelar
juara dunianya yang sudah di depan mata, this
is a race apapun bisa terjadi.
STATISTIK MUSIM KE MUSIM
Musim
|
Kelas
|
Motor
|
TIM
|
Balapan
|
Menang
|
Podium
|
Pole
|
Poin
|
Posisi
|
||
2008
|
125cc
|
KTM
|
Repsol
KTM
|
13
|
0
|
1
|
0
|
63
|
Ke-13
|
||
2009
|
125cc
|
KTM
|
Red Bull
KTM Motorsport
|
16
|
0
|
1
|
2
|
94
|
Ke-8
|
||
2010
|
125cc
|
Derbi
|
Red Bull
Ajo Motorsport
|
17
|
10
|
12
|
12
|
310
|
Ke-1
|
||
2011
|
Moto2
|
Suter
|
Team
Catalunya Caixa Respol
|
15
|
7
|
11
|
7
|
251
|
Ke-2
|
||
2012
|
Moto2
|
Suter
|
Team
Catalunya Caixa Repsol
|
17
|
9
|
14
|
7
|
324
|
Ke-1
|
||
2013
|
MotoGP
|
Honda
|
Repsol
Honda Team
|
18
|
6
|
16
|
9
|
334
|
Ke-1
|
||
2014
|
MotoGP
|
Honda
|
Repsol
Honda Team
|
18
|
13
|
14
|
13
|
362
|
Ke-1
|
||
2015
|
MotoGP
|
Honda
|
Repsol Honda Team
|
||||||||
0 Response to "PROFIL MARC MARQUEZ"
Post a Comment