Sunday, July 24, 2016
Kisah-Kisah
KISAH NABI DAANIYYAL AS
Kisah Nabi Daaniyyal A.S.
Sebenarnya
ini kisah israiliyat, bisa benar atau juga salah, tapi setidaknya menambah
wawasan kita tentang para nabi.
Lalu
siapakah Nabi Daaniyyal atau Danial atau Daniel?
Dalam
agama Islam, nama Nabi Daniel termasuk jarang terdengar. Hal ini mengingat Nabi
Daniel tidak termasuk salah satu dari 25 nabi yang wajib diketahui.
Namun
demikian, para ahli sejarah mengatakan, beliau adalah seorang Nabi yang pernah
hidup dan meninggal di Mesir. Nabi Daniel termasuk di antara keturunan Nabi Daud
as.
Imam
ats-Tsa’laby sebagaimana dikutip oleh Muhammad bin Iyas Abul
Barakat
al-Hifny dalam bukunya Bada’iuz Zuhur fi Waqai’ ad-Duhur (hal.192-194)
menuturkan, bahwa syahdan dahulu hidup seorang raja Babil yang terkenal
jahatnya yang bernama, Bakhtashir. Bakhtashir sendiri termasuk keturunan Yafuts
dan Yafuts adalah putra Nabi Nuh as.
Dalam
sejarahnya, Bakhtashir seorang raja yang sangat kejam. Tidak ada satupun
laki-laki Bani Israil yang hidup melainkan dibunuhnya. Anak-anak dipisahkan
dari orang tuanya dan dilatih untuk perang sedangkan sebagian lagi dipenjara.
Suatu
saat Bakhtashir menawan banyak masyarakat, termasuk anak-anak. Di antara yang
ditawan itu ada seorang anak-anak bernama Nabi Daniel. Ia ditawan dan
dipenjarakan bersama dengan keturunan Nabi Ya’kub dan Nabi Yusuf A.s.
Suatu
hari Bakhtashir bermimpi dengan mimpi yang sangat mengejutkan dan mengagetkannya.
Ia bertanya kepada para dukun dan juru ramal saat itu, akan tetapi semuanya
diam, tidak dapat mengartikan mimpinya tadi.
Lalu
datanglah seorang laki-laki yang pernah dipenjara bersama Nabi Daniel yang
mengabarkan kepada Bakhtashir bahwa di dalam penjara ada seorang pemuda yang
pandai menafsirkan mimpi. Dia adalah Nabi Daniel. Di panggilah Nabi Daniel
untuk menakbirkan mimpinya itu.
Nabi
Daniel dengan sangat jelas mengartikan mimpi Bakhtashir tadi.
Bakhtashir
pun kagum akan kehebatan Nabi Daniel. Nabi Daniel kemudian dibebaskan dari
penjara dan dijadikan konsultan sekaligus guru pribadi Bakhtashir.
Kedekatan
antara Bakhtashir dengan Nabi Daniel ini membuat petinggi Majusi geram. Mereka
kemudian merencanakan sebuah makar untuk membunuh Nabi Daniel. Digalilah sebuah
lobang besar, kemudian Nabi Daniel dimasukkan ke dalamnya bersamaan dengan
binatang-binatang buas dan berbisa. Namun, setelah beberapa hari lamanya Nabi
Daniel berada di lobang tersebut, Bakhtashir mendapatkan Nabi Daniel dalam
keadaan sehat tidak kurang sedikitpun.
Ia
pun semakin dekat dan sayang kepada Nabi Daniel. Melihat hal itu, orang-orang
Majusi kembali menghasut Nabi Daniel dengan hasutan-hasutan yang jauh dari
kebenaran. Di antara hasutan ini, dikatakan kepada Bakhtashir bahwa Daniel
telah menyebarkan ‘aib yang tidak baik tentang Bakhtashir, yaitu bahwa Raja
Bakhashir apabila tidur, selalu buang air kecil di kasur.
Hasutan
ini tentu membuat Bakhtashir geram, mengingat ini merupakan cacat dan aib besar
untuk seorang raja. Nabi Daniel lalu dipanggil dan diminta tidur bersamanya.
Bakhtashir
kemudian berkata kepada para pengawal yang bertugas menjaga pintu, bahwa kelak
apabila malam tiba ada orang yang keluar kamar untuk pipis, bunuh saja dia,
siapapun dia orangnya, sekalipun dia mengaku bernama saya. Para pengawal pun
mengiyakannya.
Begitu
malam tiba, Nabi Daniel tidak keluar, ia tidak mau buang air kecil pada malam
itu. Sampai akhirnya Bakhtashir sendiri yang pertama keluar kamar untuk pipis.
Setiba di pintu, para pengawal langsung menangkapnya.
Bakhtashir
berteriak dan berkata: “jangan bunuh, saya adalah raja kalian, Bakhtashir”.
Namun
para pengawal menjawabnya dengan mengatakan: “Dusta, kamu telah berdusta, kamu
bukan Bakhtashir raja kami, tapi kamu adalah orang yang mengaku-ngaku sebagai
raja kami. Dan siapapun yang keluar malam pertama, maka dia harus dibunuh”.
Tanpa panjang kalam, Bakhtashir pun lalu dibunuhnya. Allah menyelamatkan Nabi
Daniel dan membinasakan Bakhtashir yang jahat.
Abul
Barakat al-Hifny kemudian menuturkan, Nabi Daniel kemudian berangkat menuju
kota Iskandariyah, dan menghabiskan sisa-sisa hidupnya untuk berdakwah di sana,
bahkan meninggal dan kuburannya pun di sana.
Kuburan
Nabi Daniel ini menurut al-Hifny dalam Badai’uz Zuhurnya (hal 194, 195)
ditemukan pada masa Khalifah Umar bin Khatab.
Saat
itu ketika Iskandariyah berhasil dilumpuhkan oleh Amer bin Ash, Amer dan para
tentara melihat ada tempat bersembunyi yang dikunci dengan gembok besi.
Kemudian mereka membukanya, dan ternyata di dalamnya ada lobang kecil yang
ditutup dengan marmer berwarna hijau yang ditutup dengan marmer berwarna hijau lainnya.
Begitu
dibuka, ternyata di dalamnya ada jenazah seorang laki-laki dengan kain kafan
yang ditenun benang emas, dengan badan yang sangat besar.
Kejadian
itu dilaporkan kepada Khalifah Umar, dan Umar segera bertanya kepada Ali bin
Abi Thalib. Ali kemudian menjawab bahwa jenazah tersebut adalah jenazah Nabi
Daniel.
Umar
segera memerintahkan Amer bin Ash untuk mengkafani kembali jenazah tadi, dan
meminta untuk dikuburkan disebuah tempat yang tidak dapat dijangkau oleh
orang-orang. Amer bin Ash lalu membuatkan kuburannya lagi di kota Iskandariyah
yang saat ini di atasnya dibangun sebuah mesjid, bernama Masjid Nabi Daniel.
isi blognya sangat bermanfaat sekali kak
ReplyDeleteunited tractors indonesia