Monday, July 25, 2016
Kisah-Kisah
PERSEKUTUAN JIN DAN MANUSIA (Part.2)
PERSEKUTUAN
JIN DAN MANUSIA
(Part.2)
Sihir Adalah Persekutuan Antara Manusia dan Jin
Upaya Jin
dan Setan Menyesatkan Manusia Melalui Sihir
Salah satu
bentuk persekutuan antara manusia dan jin adalah dalam bentuk sihir. Secara
etimologi kata “sihir” diambil dari kata “sahar” yang mempunyai arti “akhir waktu malam dan awal terbitnya fajar”.
Saat itu bercampur antara gelap dan terang,
sehingga segala sesuatu menjadi nampak tidak jelas atau tidak sepenuhnya jelas.
Demikian itulah sihir, terbayang oleh sesuatu namun sesungguhnya sesuatu itu
tidak ada.
Dari pengertian di atas, Dr.Umar Sulaeman
Al-Asqor membagi jenis sihir menjadi tiga, yaitu Pertama, Sihir Hakiki. Sihir jenis ini dibedakan menjadi dua, sihir
mantera dan sihir yang sekarang lebih dikenal sebagai Hipnotis. Kedua, Sihir Ilusi dan yang Ketiga, Sihir Majazi atau sihir kiasan.
Dari ketiga jenis sihir tersebut kita hanya membicarakan sihir mantera, sebab
dari jenis sihir inilah persekutuan antara manusia dan bangsa jin nampak begitu
jelas.
Sihir mantera
menurut definisinya adalah sihir yang dilakukan dengan cara meminta bantuan
“Spiritualisme”. Sihir jenis ini selalu menggunakan “simbol-simbol doa”, baik
berupa ucapan (mantera) maupun tulisan (rajah atau jimat).
Muhammad Ja’far menyatakan bahwa sihir dengan
menggunakan model mantera adalah perbuatan yang dilakukan oleh tukang sihir
dengan pertolongan setan atau dalam penulisannya atas dasar suruhan setan.
Mantera apapun model dan jenisnya adalah tulisan-tulisan setan yang erat sekali
hubungannya dengan kekufuran.
Semua mantera ditulis dalam bentuk yang
sangat rumit, susah difahami dan dimengerti maksudnya bagi orang lain, terutama
bagi mereka yang tahu menahu tentang dunia perdukunan. Mantera memang dibuat
dengan tulisan yang berantakan, ini dilakukan agar orang-orang yang membacanya
menemui kesulitan dalam memahaminya kecuali bagi mereka yang sudah profesional
dalam dunia sihir sekaligus tahu persis tentang seluk beluk dunia setan.
Dikatakan demikian sebab tulisan mantera
adalah sebentuk jimat yang urutan bahasanya dibuat berdasarkan kesepakatan
tukang sihir dengan setan atau malah setan yang telah menyusun huruf-huruf
tersebut dan menyuruh tukang sihir untuk membuatnya.
Hal ini dapat dibuktikan bahwa hampir semua
mantera ditulis dengan gaya tulisan yang aneh, kalaupun tulisan tersebut
mengambil dari lafadz Al-Qur’an maka bentuk tulisannya disusun dengan
berantakan supaya makna suci yang terkandung di dalam ayat tersebut hilang dan
maknanya bertentangan dengan yang sesungguhnya. Tidak hanya itu kita juga
sering menjumpai mantera yang berisi lafadz-lafadz suci namun ditulis dengan
barang yang najis.
Sudah jelas permasalahannya sekarang mengapa
semua mantera yang digunakan ahli sihir selalu dalam urutan-urutan kata atau
kalimat yang membingungkan. Selain hal tersebut atas dasar petunjuk setan,
makhluk durjana ini juga punya maksud utama yang tersembunyi, yaitu menanamkan
kekufuran dengan cara yang begitu halus.
Adapun bentuk-bentuk tulisan ayat Al-Qur’an
yang ditulis dengan barang najis tentu dimaksudkan untuk menghina dan melecehkan
ayat-ayat suci Allah.
Dari kenyataan yang seperti ini, maka wajar
jika Allah SWT menyebut tindakan sihir sebagai tindakan kafir. Jika dilihat
dalam prakteknya, indikasi kekafiran itu memang benar-benar terlihat dan
tindakan-tindakan kekafiran itu memang sepertinya telah dijadikan sebagai
persyaratan yang harus dipenuhi oleh tukang sihir dalam menjalin kerjasamanya
dengan setan. Berikut beberapa persyaratan setan kepada tukang sihir;
1)
Syarat pertama adalah Setan meminta tukang sihir menghambakan diri
kepadanya. Semua apa yang dimiliki tukang sihir, bahkan hidup dan matinya harus
dipersembahkan kepada setan.
2)
Syarat berikutnya adalah bahwasanya tukang sihir harus memusuhi
agama, mengumpat dan melecehkan.
3)
Hendaklah seorang penyihir selalu dalam keadaan kotor. Kotor dalam
pengertian jasmani dan rohani.
4)
Tukang sihir diwajibkan melakukan dan mengerjakan
perbuatan-perbuatan haram. Mejerumuskan diri dalam lembah-lembah kehinaan dan
dosa besar yang sangat dimurkai Allah SWT.
Itulah
beberapa persyaratan yang harus dipenuhi oleh tukang sihir dalam menjalin kerja
sama dengan setan. Semua persyaratan yang diajukan oleh setan adalah berupa
amalan-amalan yang bertujuan untuk memusyrikkan Allah sekaligus menentangnya.
Hal ini memang sudah menjadi watak dasar dari setan yang sebenarnya ingin menjerumuskan
manusia ke dalam api neraka.
Dukun, Manusia yang Diperbudak Setan
Istilah
dukun memiliki arti yang beragam. Tidak hanya menyebut sebagai tukang sihir,
namun kata tersebut juga digunakan untuk menyebut sebuah profesi yang lain.
Akan tetapi disini kita akan membahas dukun alias tukang sihir yang memiliki
keahlian dalam meramal nasib seseorang, jodoh, pekerjaan dan lain-lain. Yang
menjadi pertanyaan sekarang adalah sejauh manakah pandangan Islam terhadap
profesi dukun?
Dalam
perbendaharaan bahasa Indonesia, hampir semua kata “dukun” digunakan untuk
mengartikan kata dari bahasa Arab “kahanah”. Al-Hafidz Ibnu Hajar menyatakan
bahwa arti kata “kahanah” adalah mengaku tahu tentang ilmu ghaib, seperti
mengabarkan akan terjadinya sesuatu di bumi.
Hakekat “kahanah” adalah pencurian jin
tentang kabar yang ada di langit dari para malaikat lalu membisikkan ke telinga
“kahin” (tukang kahanah/tukang sihir/dukun).
Dari pengertian ini maka dukun merujuk pada
kata “kahanah” bisa diartikan sebagai tukang ramal atau ahli nujum yang
mengabarkan sesuatu yang belum terjadi dengan cara apapun.
Imam
Al-Khathabi bahwa dukun adalah sekelompok kaum yang memiliki hati garang dan
jiwa jahat serta tabiat yang panas, sehingga setan merasa cocok dengan mereka
karena ada kesamaan dan selalu setia membantu apa yang dikehendaki. Dari
pengertian ini maka yang termasuk dalam kategori dukun adalah tukang santet,
dukun tenun, tukang ramal, ahli gendam dan lain sebagainya yang dalam
menjalankan profesinya memakai jasa bantuan setan.
Satu hal yang harus diketahui bahwa
“persahabatan” manusia dengan setan dalam dunia perdukunan sesungguhnya bukan
hanya sebagai timbal balik, namun lebih dari itu hubungan tersebut dibangun
tasa dasar perbudakan. Dalam hal ini manusialah yang diperbudak oleh setan,
bukan setan yang ditaklukkan manusia.
Pada saat
seorang dukun sudah diperbudak setan, maka pada saat itulah setan dengan
leluasa memperlakukan dukun dengan sesuka hatinya. Makhluk laknat ini tidak
hanya memperlakukan manusia supaya bisa seperti dirinya (kufur terhadap Allah),
tapi ia akan berusaha menjadikan manusia lebih buruk dan lebih jahat lagi dari
perangainya.
Pada saat itulah sifat-sifat kemanusiaan dari
si dukun tersebut akan hilang. Dukun tak lagi memiliki perasaan, rasa kasih
sayangnya sirna dan belas kasihnya terhadap sesama musnah. Kemudian selanjutnya
dukun akan mampu bertindak dan berbuat tanpa perasaan. Dia akan tega melakukan
penganiayaan lewat sihirnya, tega berbuat nista, tega melakukan perbuatan yang
bisa mencelakai orang, bahkan tega melakukan pembunuhan. Pada saat itulah yang
nampak dari sosok seorang dukun adalah setan yang berkepala manusia.
Dilihat dari kenyataan demikian, maka dapat
dipastikan bahwa profesi sebagai seorang dukun adalah perbuatan yang dilarang
oleh agama.
Hukum Mendatangi dan Mempercayai Ramalan Seorang Dukun
Dalam sebuah hadist, Rasulullah SAW bersabda;
“Dari Abu
Hurairah ra dari Nabi SAW beliau bersabda, “Barang siapa yang mendatangi Kahin
(dukun) dan membenarkan apa yang ia katakan, maka sesungguhnya ia telah kafir
terhadap yang diturunkan kepada Muhammad” (HR.
Abu Daud).
Dukun yang
dimaksud dalam hadist di atas adalah suatu istilah yang pengertiannya lebih
dekat dengan tukang sihir. Hal ini perlu digaris bawahi, sebab dalam
perbendaharaan bahasa Indonesia antara dukun dengan kyai yang punya kelebihan
ilmu karomah ada semacam kerancuan. Kedua istilah ini sering disamakan dengan
sebutan “orang pintar”.
Ada
perbedaan yang sangat mencolok antara keduanya, walaupun terkadang mereka punya
kelebihan dan kemampuan yang sama namun
dengan latar belakang ilmu mereka kaji dan mereka miliki berbeda.
Bagi seorang dukun, disiplin ilmu yang mereka
geluti adalah ilmu yang berhaluan hitam. Demikian juga dukun telah menjadikan
setan sebagai “Guru mereka”. Sedangkan pada sisi lain, disiplin ilmu yang
dipegang dari seorang kyai adalah ilmu agama. Kemampuan yang mereka miliki
bersumber dari Allah, entah berupa karomah atau keyakinan kepada Allah begitu
tinggi. Amaliyah yang mereka jalankan sesuai dengan apa yang disyari’atkan oleh
agama.
Sebagaimana yang telah dijelaskan dalam
hadist Nabi SAW, ada beberapa hadist yang menjelaskan tentang hukum bagi
seseorang yang mendatangi seorang dukun.
“Barang
siapa yang mendatangi ‘Araaf atau dukun dan membenarkan apa yang dikatakan, sesungguhnya
ia telah kafir terhadap apa yang telah diturunkan kepada Muhammad”.
Menurut Ibnu Taimiyah, kata ‘Araaf dan Kahin
dalam hadist di atas adalah nama yang sama yang mengandung arti dukun. Dalam
sebuah hadist lain juga dinyatakan bahwa seseorang yang mendatangi dukun dan
bertanya tentang sesuatu kepadanya, maka shalat orang tersebut tidak akan
diterima oleh Allah selama 40hari. Secara tegas Rasulullah SAW menyatakan itu;
“Barang
siapa yang mendatangi ‘Araaf (tukang tenung) lalu menanyakan sesuatu kepadanya,
maka tidak akan diterima shalatnya selama empat puluh hari”.
Dari
penjelasan ketiga hadist di atas, sudah jelas hukumnya mendatangi seorang dukun
dan meminta bantuan kepadanya adalah kufur. Walaupun pengertian kufur disini
tidak mengindikasikan kufur hakiki, namun setidaknya bagi seseorang yang
mempercayai dukun sebagai orang yang mengetahui hal-hal ghaib, sama halnya
dengan mengingkari sebagian ajaran yang dibawa oleh Nabi Muhammad SAW.
Ajaran Islam
secara tegas menyatakan bahwa tidak ada manusia satupun di bumi ini yang
mengetahui hal-hal ghaib, bahkan apa yang akan terjadi nanti. Allah menegaskan
hal ini dalam dua firmannya sebagai berikut;
إِنَّ اللَّهَ عِنْدَهُ عِلْمُ السَّاعَةِ وَيُنَزِّلُ الْغَيْثَ وَيَعْلَمُ مَا فِي الْأَرْحَامِ ۖ وَمَا تَدْرِي نَفْسٌ مَاذَا تَكْسِبُ غَدًا ۖ وَمَا تَدْرِي نَفْسٌ بِأَيِّ أَرْضٍ تَمُوتُ ۚ إِنَّ اللَّهَ عَلِيمٌ خَبِيرٌ
“Sesungguhnya Allah, hanya pada sisi-Nya
sajalah pengetahuan tentang hari kiamat, dan Dia-lah yang menurunkan hujan, dan
mengetahui apa yang ada dalam rahim. Dan tidak ada seorang pun yang dapat
mengetahui (dengan pasti) apa yang akan diusahakannya besok. Dan tidak ada
seorang pun yang dapat mengetahui di bumi mana ia akan mati” (QS. Luqman : 34).
Dalam ayat lain dijelaskan;
وَعِنْدَهُ مَفَاتِحُ الْغَيْبِ لَا يَعْلَمُهَا إِلَّا هُوَ ۚ وَيَعْلَمُ مَا فِي الْبَرِّ وَالْبَحْرِ ۚ وَمَا تَسْقُطُ مِنْ وَرَقَةٍ إِلَّا يَعْلَمُهَا وَلَا حَبَّةٍ فِي ظُلُمَاتِ الْأَرْضِ وَلَا رَطْبٍ وَلَا يَابِسٍ إِلَّا فِي كِتَابٍ مُبِينٍ
“Dan pada
sisi Allah-lah kunci-kunci semua ghaib, tidak ada yang mengetahuinya kecuali
Dia. Dan Dia mengetahui apa yang ada di darat dan di air” (QS. Al-An’am : 59).
persekutuan dengan jin sangat tidak baik
ReplyDeletebulldozer komatsu